https://brebes.times.co.id/
Olahraga

Tottenham Menuju Final Liga Europa: Akankah Sejarah Terulang?

Selasa, 20 Mei 2025 - 12:47
Tottenham Menuju Final Liga Europa: Gelar Pertama atau Perpisahan untuk Postecoglou? Final Liga Europa menghadapi Manchester United di Bilbao menjadi penentu nasib pelatih Tottenham Hotspur Ange Postecoglou.

TIMES BREBES, JAKARTA – Terakhir kali Tottenham Hotspur mengangkat trofi Eropa adalah pada 1984 saat menjuarai Piala UEFA. Menariknya, malam penuh kejayaan itu juga menjadi pertandingan terakhir bagi sang manajer legendaris, Keith Burkinshaw.

Kini, jelang final Liga Europa menghadapi Manchester United di Bilbao, Rabu waktu setempat atau Kamis dini hari (22/5/2025) nanti, sejarah seperti hendak mengulang dirinya.

Burkinshaw dikenal sebagai salah satu pelatih terbaik dalam sejarah Spurs. Ia membawa klub London Utara itu menjuarai Piala FA dua kali berturut-turut dan kemudian sukses di Eropa lewat kemenangan dramatis adu penalti atas Anderlecht di White Hart Lane.

Namun tak lama setelah malam yang bersejarah itu, Burkinshaw berpisah dengan klub karena perbedaan pandangan dengan manajemen. Konon, sebelum meninggalkan stadion, ia sempat berkata pahit: "Dulu, di sana berdiri sebuah klub sepak bola."

Empat puluh satu tahun telah berlalu, dengan sederet pergantian manajer di tubuh Spurs. Kini, Ange Postecoglou menghadapi laga final yang mungkin menjadi akhir masa jabatannya—baik jika menang maupun kalah.

Musim ini menjadi yang terburuk bagi Tottenham di era Premier League. Mereka mencatat 21 kekalahan—jumlah yang sama ketika Burkinshaw membawa klub terdegradasi ke Divisi Dua pada musim 1976-77. Meski saat itu Burkinshaw bertahan dan akhirnya membawa klub promosi kembali, bahkan merekrut duo juara dunia Argentina, Osvaldo Ardiles dan Ricky Villa, masa depan Postecoglou belum tentu secerah itu.

Tottenham memang berhasil selamat dari zona degradasi dan finis di posisi ke-17, tetapi aura pesimis tampak menyelimuti sang manajer asal Australia. Bahasa tubuhnya menunjukkan seseorang yang menyadari waktunya mungkin telah habis.

Micky Hazard, mantan pemain Tottenham yang turut memperkuat tim di final Piala FA 1981-82 dan mencetak gol penting di semifinal Piala UEFA 1984, menilai pemecatan Burkinshaw dahulu merupakan kesalahan besar yang membuat Spurs kehilangan peluang emas menambah koleksi trofi.

Hazard berharap Ketua Klub Daniel Levy tetap mempercayai Postecoglou, apalagi jika sang pelatih berhasil mempersembahkan trofi Eropa dan mengakhiri puasa gelar 17 tahun Tottenham.

"Siklus menang atau dipecat itu harus dihentikan," ujar Hazard kepada Reuters, dalam kapasitasnya sebagai duta Freebets.com. "Lihatlah Sir Alex Ferguson—ia butuh lima atau enam tahun sebelum akhirnya membangun kejayaan di Manchester United. Kesuksesan tidak datang seketika, dan semakin lama prosesnya, fondasinya akan semakin kuat."

Hazard juga menegaskan, "Saat Keith diizinkan mundur, saya pikir itu kehilangan besar. Saya tidak setuju. Jika Ange membawa trofi, saya yakin ia pantas mendapat kesempatan kedua."

Tanpa Alasan, Harus Berani

Tottenham memang kehilangan beberapa pemain kunci akibat cedera, namun Hazard menekankan tidak boleh ada alasan saat menghadapi final.

"Cedera adalah bagian dari sepak bola," tegasnya. "Tahun 1984 kami tanpa Glenn Hoddle, Ardiles, Steve Perryman, Ray Clemence, dan Garth Crooks—tapi kami tetap menang."

"Bila kamu mencari-cari alasan, kamu akan menemukannya. Tapi final ini adalah kesempatan emas bagi pemain pelapis untuk membuktikan diri. Untuk menang di final, kamu harus bermain tanpa rasa takut. Tidak ada yang akan memberimu kemenangan, kamu harus benar-benar berjuang dan meraihnya." (*)

Pewarta : Antara
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Brebes just now

Welcome to TIMES Brebes

TIMES Brebes is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.