TIMES BREBES, PACITAN – STKIP PGRI Pacitan bekerja sama dengan BKKBN Jawa Timur meluncurkan Learning Management System (LMS) SiSE Platform Inovatif Pendidikan Seks untuk Siswa Tunagrahita di SLB YKK Pacitan, Rabu (23/9/2025).
Program ini mengusung tema “Memberdayakan Pembelajaran Inklusif, Menjaga Keamanan, Membangun Masa Depan.”
Ketua STKIP PGRI Pacitan, Bakti Sutopo, menegaskan bahwa hadirnya LMS ini merupakan terobosan yang belum pernah dilakukan sekolah lain, khususnya dalam pendidikan seks bagi anak berkebutuhan khusus.
Ia menyatakan, melalui LMS ini, bukti karya nyata dan inovatif dari dosen STKIP PGRI Pacitan yang digagas oleh Chusna Apriyanti beserta timnya Sugiyono dan Welly Novitasari,karena belum banyak perguruan tinggi yang memiliki terobosan serupa.
Menurutnya, pendidikan seks perlu dipandang dari semua lini sesuai usia dan jenjang secara objektif sebab seksualitas masih dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat.
"Padahal pengenalan sejak dini sesuai konteksnya sangat penting untuk keberlanjutan masa depan generasi kita. Pemahaman atas seksualitas lebih khusus pada alat reproduksi oleh anak akan berdampak pada anak mampu melindungi diri dari pelecehan dan kekerasan seksual,” ujar Bakti.
Ia menekankan pentingnya perlindungan terhadap anak-anak agar tidak menjadi korban pihak yang memanfaatkan kelemahan anak.
Bakti meyakini, isu pendidikan seks seringkali dianggap tidak perlu. Padahal bila berhasil akan mengurai permasalahan kekerasan dan pelecehan seksual pada anak yang bisa jadi ibarat gunung es yang tampak hanya puncaknya saja.
“Anak-anak sangat rawan dengan dalih pembelajaran dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Melalui LMS ini, anak-anak bisa memiliki kesadaran untuk melindungi diri mereka sendiri. Saya berharap LMS ini bisa dikembangkan lebih lanjut dan menjadi role model bagi sekolah lain,” imbuhnya.
Bakti juga menegaskan komitmen kampus untuk hadir di tengah masyarakat. “Kami siap bermitra sebagai bentuk manifestasi kesungguhan kami sebagai perguruan tinggi untuk lebih berdampak. Semoga ke depan bisa terjalin kerja sama yang harmonis, sehingga perlindungan terhadap anak, perempuan, dan kelompok rentan benar-benar terwujud,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, M.M., mengapresiasi langkah STKIP PGRI Pacitan. Menurutnya, peluncuran LMS ini sejalan dengan mandat kementerian untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, termasuk anak berkebutuhan khusus.
“Ini penting karena kami di kementerian diamanatkan membawa kesejahteraan untuk keluarga dengan siklus hidupnya. Anak berkebutuhan khusus juga bagian dari itu. Kami bangga STKIP PGRI Pacitan bersama Pemkab Pacitan sudah memulai pendampingan melalui platform digital ini,” tutur Maria.
Maria menambahkan, platform ini dirancang sesederhana mungkin agar sesuai dengan karakter setiap anak. “Karena ini untuk anak berkebutuhan khusus, maka dibuat dengan pendekatan individu.
Anak berkebutuhan khusus bisa diklaster mulai dari ringan, menengah, hingga berat. Dengan tools ini, kami berharap anak-anak bisa mendapat edukasi sesuai karakter masing-masing,” jelasnya.
BKKBN Jawa Timur bahkan berencana menjadikan program ini sebagai percontohan. “InsyaAllah akan kami jadikan role model ke depan. Ini sangat baik sekali, dan kami bangga sudah diawali dari Pacitan. Langkah berikutnya, kami akan mengkaji untuk dikembangkan di seluruh Jawa Timur,” tegas Maria.
Program ini disambut antusias oleh para siswa. Farid Maulana, siswa kelas VIII SLB YKK Pacitan, mengaku senang belajar dengan pendekatan yang lebih interaktif. “Saya senang belajar dan bermain di sini. Bisa mengenal tubuh, pubertas, hubungan, perilaku sosial, dan juga keterampilan,” ungkap Farid.
Peluncuran LMS SiSE Platform ini diharapkan tidak hanya memberi manfaat langsung bagi siswa tunagrahita di Pacitan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengembangkan pendidikan inklusif yang ramah anak. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: STKIP PGRI Pacitan Gandeng BKKBN Jatim, Rilis LMS Pendidikan Seks untuk Siswa Tunagrahita
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |